Handayat.com

Search
Close this search box.

Ayo Jaga Lahan Gambut untuk Indonesia yang Lebih Baik!

Ayo Jaga Lahan Gambut untuk Indonesia yang Lebih Baik! 1
Lahan Gambut merupakan salah satu anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada negara kita yang sepatutnya disyukuri dan dijaga dengan sebaik mungkin. Sebab, lahan gambut memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan iklim dunia karena lahan gambut menyimpan sepertiga cadangan karbon dunia.
Khususnya Indonesia, negara kita merupakan salah satu negara yang memiliki lahan gambut terbesar di dunia yang luasnya mencapai 14,9 juta hektar (sedikit lebih luas dari pulau Jawa). Lahan gambut di Indonesia juga menyimpan karbon yang sangat tinggi, diperkirakan mencapai 22,5-43,5 gigaton karbon yang terdapat di dalamnya. Selain itu gambut juga memiliki manfaat lain, seperti:
  1. Gambut berperan sebagai pengendali air saat musim penghujan
  2. Sebagai cadangan air ketika musim kemarau
  3. Gambut menunjang perekonomian masyarakat lokal
Stop Merusak Lahan Gambut!
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas tadi, bahwa lahan gambut memberikan banyak sekali manfaat bagi kehidupan kita, dan salah satunya ialah mampu menjaga kestabilan iklim. Sayangnya, lahan gambut di Indonesia kerap kali dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Dan yang lebih parahnya lagi, ini dilakukan dengan cara mengeringkan lahan gambut.
Dan perlu kamu ketahui, bahwa dengan mengeringkan lahan gambut dapat mempercepat pembusukan bahan organik yang terdapat di dalamnya yang dapat melepaskan karbondioksida dan bisa membuat lahan gambut menjadi menyusut. Proses pengeringan gambut yang terus berlangsung ini mengeluarkan emisi karbondioksida secara terus menerus dan membuat lahan gambut lebih mudah terbakar.
Masih ingatkan kamu dengan bencana kebakaran hutan yang melanda Indonesia pada tahun 2015 lalu? Ya, pada saat itu ada 52% lahan gambut yang terbakar. Padahal, gambut memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan, terutama dalam menyerap 75% karbon di dunia. Oleh karena itu, lahan gambut tidak boleh dibakar dan dikeringkan untuk dijadikan lahan perkebunan.
Tak hanya itu, kebakaran pada tahun 2015 lalu juga menyebabkan…
  • Lebih dari 120,000 penduduk terserang penyakit pernapasan
  • Gangguan akses terhadap pendidikan akibat ditutupnya sekolah
  • Terputusnya jaringan transportasi akibat berhentinya aktivitas di bandara
  • Kerugian finansial negara sebesar 220 triliun rupiah
  • Lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) yang hampir setara dengan total emisi harian GRK Amerika Serikat.
  • Terancamnya keanekaragaman hayati, seperti musnahnya fauna dan hilangnya habitat serta pangan bagi fauna
Ayo Selamatkan Lahan Gambut!
Memang tak bisa dipungkiri, lahan gambut banyak sekali memberikan manfaat kehidupan kita mulai dari mampu menjaga kestabilan iklim sampai dengan menunjang perekonomian masyarakat lokal. Akan tetapi, oleh ulah manusia yang tak bertanggung jawab lahan gambut banyak dikeringkan. Padahal dengan mengeringkan lahan gambut dapat merusaknya dan membuat lahan gambut mudah terbakar.
Berbagai cara telah dilakukan untuk melindungi lahan gambut dari kerusakan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat sipil semuanya turut membantu. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dalam menjaga lahan gambut ialah dengan melakukan Restorasi. Sebelum membahas lebih jauh lagi, apakah kamu sudah tau apa itu Restorasi? Jika belum tau, simak tulisan di bawah ini:
Restorasi gambut adalah proses panjang untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut; sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak dari menyusutnya lahan gambut.
Restorasi Gambut di Indonesia
Restorasi gambut di Indonesia sudah diatur di dalam Peraturan Menteri no.16 tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Restorasi Fungsi Ekosistem Gambut. Badan Restorasi Gambut juga berusaha untuk restorasi gambut melalui pendekatan 3R: rewetting , revegetasi, serta revitalisasi. Adapun langkah-langkah dalam me-restorasi gambut adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : Memetakan Gambut
Pemetaan gambut perlu dilakukan untuk menentukan lokasi gambut yang menyusut dan mengetahui tipe serta kedalamannya. Pemetaan ini merupakan langkah awal yang krusial karena kondisi gambut yang berbeda memerlukan jenis restorasi yang berbeda pula, misalnya dalam menentukan letak pembuatan sekat kanal untuk mengatur kadar air. Metodologi yang seragam, tepat guna, dan murah untuk mengukur kedalaman gambut juga penting demi menentukan upaya restorasi yang tepat.
Indonesia memiliki peta sebaran lahan gambut nasional dari Kementerian Pertanian tahun 2011. Peta ini sangat penting untuk mengidentifikasi sebaran lahan gambut dan indikasi ketebalannya. Namun, diperlukan peta gambut yang lebih rinci untuk melakukan perencanaan restorasi dan pengelolaan gambut lestari di tingkat tapak.
Langkah 2 : Menentukan jenis, pelaku, dan rentang waktu pelaksanaan restorasi
Setelah melakukan pemetaan gambut yang perlu direstorasi, pelaku restorasi dapat menentukan jenis restorasi yang sesuai dengan kondisi gambut. Ada gambut yang perlu melewati siklus pembasahan terlebih dahulu, dan ada pula yang dapat langsung ditanam ulang (revegetasi). Setelah menentukan jenis restorasi, baru dapat ditentukan pemangku kepentingan mana saja yang terlibat dan rentang waktu pelaksanaannya.
Langkah 3 : Membasahi lahan gambut/rewetting
Pembasahan gambut diperlukan untuk mengembalikan kelembapannya. Pada tahap ini, penataan air juga diperlukan, misalnya dengan membuat kanal buatan agar air tetap berada di lahan gambut. Di daerah yang mengalami kekeringan, sumur bor dapat membantu proses pembasahan.
Langkah 4 : Menanam di Lahan Gambut / revegetasi
Ketika lahan gambut sudah kembali lembap, lahan bisa kembali ditanami. Pilih tanaman yang tidak mengganggu siklus air dalam ekosistem gambut, seperti jelutung, ramin, pulau rawa, gaharu, dan meranti. Beberapa tanaman seperti kopi, nanas, dan kelapa juga merupakan tanaman yang ramah gambut dan mempunyai nilai ekonomi untuk masyarakat lokal. Proses penanaman akan menjaga keberlangsungan ekosistem gambut, memperkokoh sekat kanal, serta melindungi lahan gambut dari kikisan aliran air kanal.
Langkah 5 : Memperdayakan ekonomi masyarakat lokal
Restorasi lahan gambut tidak hanya berhenti pada pulihnya ekologi dan penanaman ulang. Restorasi juga harus memperhatikan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat perlu memiliki alternatif penghidupan. Jika tidak, mereka akan kembali mengeringkan lahan gambut untuk menanam tumbuhan yang kaya nilai ekonomi, namun tidak ramah gambut. Pelaku restorasi gambut harus selalu berembuk dengan warga untuk mencari cara-cara meningkatkan taraf kehidupan mereka. Ini bisa dilakukan dengan pengolahan lahan gambut, seperti penanaman sagu, karet, kopi, dan kelapa—atau dengan menggalakkan perikanan dan pariwisata alam.
Memantau Restorasi Gambut Lebih Mudah Lewat PantauGambut.Id
PantauGambut.id adalah contoh salah satu platform online yang sangat peduli terhadap lahan gambut di Indonesia. Pantaugambut.id menyediakan akses terhadap informasi mengenai perkembangan kegiatan dan komitmen restorasi ekosistem gambut yang dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan di Indonesia.
Nah, dengan adanya situs pantaugambut.id ini dapat memberikan kemudahan bagi kita semua dalam mengakses berbagai informasi seputar perkembangan dan kegiatan restorasi gambut di Indonesia. Ditambah lagi dengan berbagai fitur kerennya yang dapat membantu kita dengan mudah memantau restorasi gambut di tanah air. Adapun fitur-fiturnya adalah:
  • Pantau Komitmen: Memantau perkembangan komitmen pejabat publik dan pihak lain untuk merestorasi lahan gambut
  • Peta Restorasi: Mengikuti aktivitas dan pelaku restorasi lahan gambut di Indonesia menggunakan peta interaktif
  • Berbagi Cerita: Membagikan pengalaman dan pengetahuan Anda seputar restorasi gambut kepada masyarakat
  • Pelajari: Memahami pentingnya gambut untuk kehidupan manusia dan langkah-langkah restorasi gambut
Nah, demikianlah artikel saya kali ini. Semoga artikel saya bisa bermanfaaat bagi kita semua dan meningkatkan kesadaran kita tentang betapa pentingnya menjaga lahan gambut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *