Handayat.com

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi

Ketika duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, minatku pada dunia membaca mulai tumbuh. Hal itu berawal dari ketika Ibuku yang sering membelikanku Majalah Bobo, membuatku penasaran dan tertarik untuk membaca majalah anak-anak…

“Ada informasi yang luar biasa dalam buku. Seringkali ketika saya melakukan pencarian, apa yang ada di dalam buku jauh lebih baik daripada yang saya temukan di situs web.” – Sergey Brin (Pendiri Google)

Ketika duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, minatku pada dunia membaca mulai tumbuh. Hal itu berawal dari ketika Ibuku yang sering membelikanku Majalah Bobo, membuatku penasaran dan tertarik untuk membaca majalah anak-anak tersebut. Ilustrasinya yang bagus dan ceritanya yang menarik, membuatku jatuh cinta dengannya. Hampir setiap hari, waktuku dihabiskan untuk membacanya, dan itu terus berlanjut hingga aku masuk SD.

Melihat antusiasku pada dunia membaca yang begitu tinggi, ketika masuk Sekolah Dasar, Ibu mulai memperkenalkan aku dengan perpustakaan. Sebuah tempat baru yang tak pernah aku lihat sebelumnya, buku-buku berjajar rapi, suasananya begitu tenang dan sunyi, membuatku betah berlama-lama di tempat ini. Sejak dikenalkan Ibu, aku jadi menyukai perpustakaan, apalagi lokasinya yang tak begitu jauh dari rumah kami, membuatku sering mampir ke sini.

Kecintaanku pada perpustakaan, membuatku tumbuh menjadi seorang anak yang jarang bergaul dan tidak suka keramaian, aku lebih memilih menghabiskan waktu dengan menyendiri di perpustakaan dibandingkan bermain, bergaul, atau bersosialisasi dengan teman. Membaca buku kesukaan dan duduk dengan tenang di dalam perpustakaan merupakan aktivitas yang begitu aku gemari. Dengan membaca buku, aku bisa mendapatkan banyak ilmu, imajinasiku semakin tajam, dan kemampuan berbahasaku menjadi lebih baik. 

Karena aku tinggal di desa, perpustakaan dekat rumahku memiliki koleksi buku yang tidak lengkap, dan kondisinya pun juga kurang terawat. Walaupun begitu, aku tetap menikmatinya, karena aku suka dengan suasananya yang sepi dan tenang. Mengetahui kondisi tersebut, orangtuaku setiap bulannya mengajakku ke kota di akhir pekan, berkunjung ke perpustakaan terbesar di daerahku. 

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 1

Oh ya, aku tinggal di Provinsi Riau, salah satu provinsi yang terkenal dengan kekayaan alamnya, mulai dari hasil perkebunan dan juga hasil pertambangan. Buat kamu yang menyukai dunia perpustakaan mungkin sudah sangat tak asing lagi dengan perpustakaan yang bakalan aku kunjungi tersebut, yaitu Perpustakaan Soeman HS 

Perpustakaan Soeman HS ini merupakan perpustakaan yang terkenal banget di daerahku. Selain terkenal karena perpustakaan terbesar di provinsiku, perpustakaan ini juga terkenal hingga Asia Tenggara, karena merupakan perpustakaan terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Kebayang nggak gimana kerennya perpus ini? Arsitektur gedungnya yang unik karena memadukan ornamen Melayu, Islam, dan modern, membuat terkesima orang-orang mengunjunginya. Apalagi jika kamu seorang muslim, mungkin sudah tak asing lagi dengan bentuk gedungnya, karena mirip dengan rekal atau tempat menaruh Al-Quran. 

Ketika masuk ke lantai dasar, kita bisa melihat Kid’s Corner, di situ kita bisa menemukan banyak banget buku anak, mainan anak yang edukatif, dan juga perangkat komputer yang bisa dipakai sebagai media edukasi modern untuk anak-anak. Selain itu sebenarnya banyak banget ruangan lainnya yang tersedia di sana, karena perpustakaan ini luas banget, terdiri dari enam lantai, yang mana di tiap lantainya disediakan ruangan khusus untuk membaca buku. Surga banget deh bagi kalian yang hobi membaca!  

Membaca di Perpustakaan dan Segudang Manfaatnya Bagi Generasi Z

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 2

Seperti yang dituliskan oleh James Clear di dalam bukunya yang fenomenal berjudul Atomic Habits, “kebiasaan adalah bunga majemuk dalam perbaikan diri.” Ketika kita mencoba melakukan perubahan kecil dalam kebiasaan kita sehari-hari, hasilnya tidak akan terlihat saat itu juga, akan tetapi kebiasaan tersebut membantu kita mendapatkan hasil yang menakjubkan di masa yang akan datang, dan itulah seperti yang aku rasakan sekarang.

Dulu, ketika waktuku dihabiskan dengan banyak menyendiri dan jarang bersosialisasi di perpustakaan, banyak orang yang bertanya dengan nada yang meremehkan, “ngapain sih ke perpus, ngapain sih sendirian terus”. Syukurnya, aku tidak terlalu memedulikan perkataan mereka. Dengan izin Allah, sekarang aku merasakan banyak sekali manfaat dari kebiasaan membaca yang sudah aku bangun sejak lama. Sebagai seorang Gen Z yang lahir di tahun 2000an, aku sudah merasakan banyak banget manfaat dari membaca, terlebih di dunia digital seperti sekarang ini, apa-apa saja sih manfaatnya? 

Sebagai Tempat untuk Self Healing dan Me Time

Sebagai makhluk sosial, kita pastinya pernah merasakan lelah setelah seharian berinteraksi dengan orang-orang, entah itu di sekolah, tempat kerja, atau di tempat lainnya. Sebagai seorang introvert, yang mana energiku mudah terkuras jika berinteraksi dengan orang banyak, mengisi energi kembali dengan meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri (me time) adalah hal yang sering banget aku lakukan.

Selain di kamar, perpustakaan menjadi tempat yang aku sukai untuk me time. Suasananya yang tenang, sunyi, dan jauh dari keramaian membuat perpustakaan menjadi tempat yang tepat untuk sejenak menepi dari hiruk pikuk kehidupan duniawi. Selain itu, perpustakaan juga menjadi tempat yang cocok buat kamu yang ingin self healing jika merasa stres dari rutinitas harian.

Menjadi Penulis Blog Hingga Menghasilkan Prestasi

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 3

Siapa yang setuju jika kemampuan menulis berkaitan erat dengan kemampuan membaca? Jika seseorang senang membaca, maka akan lebih mudah untuk mereka menulis. Pastinya setuju, kan? Itulah yang aku rasakan dahulu. Sebelum rajin membaca, aku susah banget untuk menulis, butuh waktu berjam-jam untuk menghasilkan sebuah tulisan. Tapi, semuanya berubah sejak suka membaca, aktivitas menulis jadi terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Aku merasa dengan rajin membaca membuat perbendaharaan kata-kataku menjadi semakin meningkat, sehingga ide-ide atau pemikiran yang ada di otak jadi lebih mudah untuk dituangkan. Kemampuan menulisku yang meningkat memberikan dampak yang baik terhadap kehidupanku, bahkan membuat hidupku jadi berubah. 

Aku yang awalnya hanya seseorang yang gemar menyendiri dan kurang bersosialisasi, kini mulai menorehkan beberapa prestasi lewat kemampuan menulis yang aku miliki dari kebiasaan membaca yang dulu aku bangun, sehingga membuat eksistensiku diakui. Mulai dari prestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga nasional sudah aku torehkan lewat kemampuan menulis tersebut, bahkan aku bisa masuk ke kampus impian menggunakan prestasi lomba-lomba menulis yang aku dapatkan. Selain itu, lewat kemampuan menulis yang diperoleh dari kebiasaan membaca tersebut, aku berhasil menerbitkan buku pertamaku di usia 19 tahun.

Sarana Hiburan yang Anti Mainstream

Bagi generasi Z yang terbiasa hidup berdampingan dengan teknologi, mencari hiburan kini sangatlah mudah. Tinggal buka ponsel dan menggulirkan jari di lini masa, kita bisa dengan mudah mendapatkannya.

Tapi itu sudah biasa

Membaca buku di perpustakaan juga tak kalah seru dan menghibur, aku sendiri masih sering menjadikan buku sebagai sarana hiburan yang menyenangkan. Dengan membaca buku aku bisa jadi senang dan terhibur, apalagi ketika bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat dari apa yang aku baca.

Lebih Kritis Ketika Mendapatkan Informasi

Pernah nggak sih merasa risih dan pusing melihat informasi yang silih berganti di lini masa media sosial kita? Terkadang tersiar berita sedih dan sesaat kemudian muncul pula berita gembira, hal itu kadang bisa membuat suasana hati berubah tiba-tiba. Begitulah realitanya, kita hidup di zaman di mana informasi diproduksi dan didistribusikan dengan cepatnya atau biasa dikenal dengan ledakan informasi.

Fenomena ledakan informasi ini menyadarkan kita tentang pentingnya kemampuan literasi informasi. Dengan memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, kita bisa memilah dan memilih mana informasi yang butuhkan, bisa mengetahui mana berita yang benar dan tidak benar, dan bisa memanfaatkan dengan baik jika mendapatkan suatu informasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 

Mengasah Literasi Informasi dan Bikin Lebih Percaya Diri

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 4

Pernah nggak sih ketika kamu berada di kelas, di suatu forum, atau bertemu dengan orang baru menjadi canggung dan tidak percaya diri buat menyampaikan sesuatu? Salah satu faktornya bisa jadi dikarenakan kurangnya wawasan yang dimiliki. 

Berdasarkan pengalamanku, wawasan yang luas berakar dari kebiasaan membaca yang sudah dibangun sejak dini. Dengan rajin membaca, wawasanku menjadi lebih luas, sehingga aku memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, jadi lebih bisa melihat suatu fenomena dari berbagai sudut pandang, lebih menghargai pendapat lawan bicara, dan tentunya jadi lebih percaya diri jika dihadapkan dengan berbagai permasalahan, karena dengan literasi informasi yang baik akan memudahkan kita dalam memecahkan suatu masalah. 

Dengan mengasah kemampuan literasi informasi yang didapatkan dari membaca, aku jadi bisa mendapatkan banyak keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti kemampuan menulis blog, kemampuan membuat cerita, kemampuan menguasai berbagai perangkat teknologi informasi, kemampuan fotografi, dan masih banyak lagi manfaat yang aku rasakan.

Apalagi di zaman yang serba digital seperti sekarang ini, kemampuan literasi informasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi gempuran penyebaran informasi dan mempersiapkan diri bersaing di masa depan. Dengan menumbuhkan kemampuan literasi informasi dari kebiasaan membaca, membuat seseorang akan mendapatkan banyak sekali manfaat di dalam hidupnya. Nah, apa-apa saja sih manfaat yang akan didapatkan dari membangun kemampuan literasi informasi?

  • Seseorang jadi memiliki kemampuan mengenali kebutuhan informasi yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahannya.
  • Menjadi lebih mudah dalam mencari sumber-sumber informasi jika sedang dibutuhkan.
  • Tidak mudah terprovokasi dan termakan berita hoax, karena memiliki kemampuan menelaah, menyaring, dan mengevaluasi suatu informasi.

Kepedulian UPT. Perpustakaan Unsyiah Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Informasi Generasi Muda

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 5

Seperti yang aku sebutkan di atas, kemampuan literasi merupakan bekal penting yang harus dimiliki oleh seseorang terutama generasi muda dalam menghadapi era digitalisasi. Karena di era digitalisasi seperti sekarang ini kemampuan literasi informasi berperan penting membimbing generasi muda dalam menggunakan teknologi informasi ke arah yang lebih positif.

Perpustakaan yang mana merupakan tempat orang-orang meminjam dan membaca buku memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi informasi generasi muda. Pandangan mengenai perpustakaan sebagai tempat yang membosankan, karena biasanya menjadi tempat para kutu buku mencari ilmu atau tempatnya orang-orang yang jarang bersosialisasi berkumpul, membuat orang-orang mengurungkan niat untuk berkunjung.

Tapi… itu dulu.

Kini perpustakaan sudah mengalami berbagai perubahan. Banyak dari perpustakaan yang mulai berinovasi sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, itu semua dilakukan demi meningkatkan minat generasi muda untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga kemampuan literasi informasi mereka semakin meningkat.

Salah satu buktinya adalah UPT. Perpustakaan Unsyiah, yang merupakan perpustakaan milik Universitas Syiah Kuala (USK) yang sudah berusia puluhan tahun. Didirikan sejak tahun 1970, perpustakaan yang berlokasi di Aceh ini tak henti-hentinya berinovasi demi kemajuan dunia literasi. Hal ini dibuktikan dengan keunggulan-keunggulannya yang membuat siapa saja menjadi terpikat untuk berkunjung ke sana. Nah, apa-apa saja sih keunggulannya?

Menyelenggarakan USK Library Fiesta Setiap Tahunnya

Keunggulan pertama yang menjadi keunikan sekaligus bukti kepedulian UPT. Perpustakaan Unsyiah terhadap dunia literasi informasi bagi generasi muda adalah dengan menyelenggarakan acara tahunan yang berhubungan dengan dunia literasi, yaitu USK Library Fiesta 2022. Acara ini merupakan hasil kolaborasi UPT. Perpustakaan USK dengan UKM Literasi Informasi USK yang bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat, dan keterampilan mahasiswa di bidang literasi informasi, seperti dengan diadakannya lomba menulis blog, lomba baca puisi, dan pemilihan duta baca. Gimana, menarik banget ‘kan?

Hadirnya Aplikasi UILIS App Mobile yang Memudahkan

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 6

Tak hanya dalam penyelenggaraan event saja, UPT. Perpustakaan USK sebagai perpustakaan yang juga melirik pemanfaatan teknologi informasi dalam menarik perhatian generasi muda terhadap dunia literasi, buktinya dengan menghadirkan aplikasi UILIS (Unsyiah Integrated Library Information System) App Mobile memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk mengakses layanan yang tersedia di UPT. Perpustakaan USK, seperti melihat koleksi buku yang ada di perpus, melihat riwayat peminjaman, dan juga dapat melakukan perpanjangan peminjaman selama 2 minggu ke depan. Hadirnya aplikasi UILIS ini tentunya bisa menjadi daya tarik bagi generasi muda, karena generasi muda (terutama generasi Z) sangat akrab dengan teknologi, sehingga memudahkan mereka dalam mengakses layanan perpustakaan.

Memiliki Ratusan Ribu Koleksi Buku yang Berkualitas

Setiap anak muda itu unik, memiliki kegemaran dan minatnya masing-masing. UPT. Perpustakaan Unsyiah sebagai perpustakaan terbaik memiliki ratusan ribu koleksi buku yang bisa diakses oleh siapa saja sesuai dengan minat pengunjungnya masing-masing. Merupakan hal yang menyenangkan tentunya jika berkunjung ke perpustakaan ini, karena kita bisa bebas memilih bahan bacaan dari puluhan ribu koleksi buku yang berkualitas. Tercatat dari data terbaru, ada 100.542 judul buku yang tersedia di sana.

Dilengkapi dengan Fasilitas yang Memanjakan

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 7

Tak hanya event, aplikasi, dan koleksi bukunya saja yang mampu menarik generasi muda, fasilitas yang ditawarkan pun juga mampu memikat hati anak muda untuk betah berlama-lama membaca buku di sana. UPT. Perpustakaan USK menawarkan berbagai sarana dan prasarana yang mampu memanjakan pengunjungnya, seperti digital corner, library coffee, library gift shop, ruang meeting, tempat sholat, ruang teater mini, dan juga tempat fotokopi yang bikin perpustakaan ini serba lengkap. Tak hanya sebagai tempat untuk membaca buku, namun juga bisa sebagai tempat nugas, me time, ataupun menenangkan diri dari hiruk pikuk kehidupan perkuliahan.

Standar Manajemen Mutu yang Terjamin

Perpustakaan di Era Digitalisasi Sebagai Gerbang Menuju Literasi Informasi 8

Keseriusan pihak UPT. Perpustakaan USK dalam mengelola perpustakaannya tidaklah main-main, mulai dari inovasi yang dilakukan, fasilitas yang diberikan, pengelolaan yang baik, dan berbagai pelayanan terbaik lainnya yang diberikan kepada pengunjung membuatnya mendapatkan berbagai penghargaan dan sertifikasi. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterimanya, mulai dari penghargaan dari Perpustakaan Nasional yang memberikan akreditasi A, penghargaan dari Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), mendapatkan penghargaan pada SNI Award, dan mendapatkan berbagai sertifikasi untuk standar manajemen mutu. Gimana, keren banget ‘kan?

Itulah informasi mengenai keunggulan dan kepedulian dari UPT. Perpustakaan Unsyiah terhadap peningkatan kemampuan literasi informasi generasi muda. Dengan begitu, diharapkan di masa yang akan datang, para generasi muda akan memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, terutama di era digital, sehingga bisa mengetahui bagaimana caranya menggunakan informasi dengan baik, bisa memecahkan masalah, dan juga bisa berpikir kritis jika dihadapkan dengan informasi yang belum jelas kebenarannya. Demikianlah tulisan kali ini, terima kasih.

Referensi:
1. https://mediaindonesia.com/humaniora/223187/perpustakaan-banyak-minat-baca-rendah
2. http://dip.fisip.unair.ac.id/id_ID/pentingnya-information-literacy-skills-di-era-globalisasi/
3. https://library.unsyiah.ac.id/